<body> archive tagboard affiliates profile


Jumat, 24 April 2009
tanah unik/ 02.29


memang, di dunia ini, tak ada yg tidak bermanfaat. Di balik-balik sesuatu pasti tuhan telah menciptakan faedah masing-masing. Bahkan dalam sebuah racun ada obatnya, contohnya aja, UDANG, hewan laut ini gak baik buat orang yg kena kolesterol, tapi tau gak kalo makan sama kulitnya bisa menetralkan kolesterol pada udang ,?

atau, semangka, buah merah yang penuh kandungan air ini juga gak baik buat orang yg kena darah rendah, tapi tau gak kalo makan sama bagian semangka warna putih (yg biasanya ada di bawah yang merah merah itu, haha gak tau namanya) itu juga bisa menetralkan racun darah rendah pada semangka. so kalo gak pengen darah rendah lo kambuh, musti makan juga tuh bagian yg warna putih-putih.

nah ini yang lebih aneh lagi, ibu aku pernah di sengat tawon jumbo *tawon ndas, kata orang jawa* .. aduuh kata ibu aku, sakiiitnya minta ampuuuuun (kayak lagunya mulan ajaah, hehe). dan tau gak obatnya? obat buat ngempesin benjolan sengat tawon ntu ? oke, siap siap mendelik, caranya adalaah . . . . mbah uti aku suruh ibu aku MAKAN TAWON ITU SENDIRI!

tawonnya digoreng lah! gile aja loo makan tawon gedhe idup idup.
daaaaaaaaan, dalam sehari benjolannya udah ilang dan gak kerasa sakit lagi,

masih gak percaya dalam racun itu sesungguhnya ada obatnya .?
buktiin aja ndiri

dan aku baru tau, kalo ada camilan dan obat gatal dari bahan TANAH,
waw, dan ternyata salah satu yg melestarikan camilan ini ada di kotaku, dan yuks kita simak artikel dibawah ini !

-------------------------------------------------------

Kamis, 20 Des 2007
Ampo, Panganan Unik Berbahan Tanah
Untuk Camilan dan Obat Gatal

Di Dusun Traulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, tanah tak hanya untuk bahan gerabah atau barang lainnya. Tapi, juga dimakan. Tanah yang untuk camilan ini namanya ampo.

KULIT jari-jari tangan Ramani, 55, sudah keriput. Tulang dan ototnya menonjol menembus kulit yang tak lagi mulus karena dimakan usia itu. Meski demikian, sang nenek masih kuat mengolah seonggok tanah di depannya untuk ampo. Yakni, camilan dari tanah.

Menurut Ramini, bahan baku ampo hanya tanah. Tidak ada campuran lain. Proses pembuatannya pun sederhana. Ramani dan pembuat ampo lainnya mengambil tanah dari tanah sawah. Yang dipilih harus tanah yang bersih, liat, dan tak ada batunya.

Tanah yang masih gembur itu kemudian dipadatkan. Setelah padat, tanah dikerok dengan sebilah bambu yang salah satu sisinya dipertajam.

Agar bisa dikerok, tanah ini harus dijaga kelembabannya. Hasil kerokan berupa lempengan tipis yang berbentuk gulungan kemudian ditempatkan di para-para bambu. Para-para inilah yang kemudian dipanaskan.

Untuk menghasilan ampo yang enak, gurih, dan tidak pahit, pemanasannya harus dengan asap. Karena itu, selama memasak ampo, Ramani dan pembuat ampo lainnya menjaga perapian tidak menyala, tapi terus berasap.

Ampo buatan warga Dusun Traulan itu dijual di Pasar Baru Tuban (PBT). Juga, dijual di pasar krempyeng di sejumlah wilayah Tuban. Misalnya, di Merakurak, Semanding, dan Kerek.

Di pasar, ampo dijual Rp 2 ribu per kg. Sedangkan pembuatnya setor ke pedagang Rp 1.500 per kg.

Permintaan ampo, kata Sarpi, cucu Ramani, lumayan banyak. Setiap hari, neneknya bisa setor ke PBT sekitar 10 kg dan selalu habis.

Ampo menurut dia tidak hanya dikonsumsi sejumlah masyarakat untuk camilan. "Ada yang makan ini untuk obat," katanya.

Penyakit yang diobati dengan ampo, menurut Sarpi, antara lain gatal-gatal dan panas. Kalau untuk obat, terang wanita berkerudung ini, ampo tidak dimakan seperti camilan, tapi direndam dalam air. "Air rendaman inilah yang diminum untuk obat," terangnya.

"Banyak juga wanita hamil yang ngidam (makan) ampo," kata Sriatun, seorang pembeli ampo di Traulan.

Lebih dari 50 tahun Ramani menekuni pekerjaan membuat ampo. Manula ini merupakan generasi kedua pembuat camilan itu. Dia meneruskan usaha mendiang ibunya, Kasinah.

Selain Ramani, Simpen, 60, kakak kandungnya, juga menekuni usaha yang sama di rumahnya yang sekampung dengan Ramani.

Keluarga itu merupakan satu-satunya di Traulan yang masih menekuni usaha pembuatan ampo secara turun-temurun. Yang lain enggan menggeluti lagi karena menganggap panganan tersebut sudah tergerus zaman dan tak layak dikonsumsi. sumber : (jawapos*)

ayoo silahkan di coba,


http://www.blogger.com/template-edit.g?blogID=3365012975596910082 &saved=true
/ an introductory
kita bukan siapa-siapa
kita hanya jasad yang bernyawa
mencoba membuat segala sesuatu sesederhana mungkin,
tapi tidak untuk lebih sederhana


Here We Are


seperti didalam seperti pula diluar, hidup sama saja, ayo tertawa, tertawa itu sehat, lebih-lebih jika menertawakan diri sendiri,
ya gak.?

our mood this month :

My Unkymood Punkymood (Unkymoods)


papper in:

INDONESIA !



Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

kotak pencarian: